Selasa, Maret 18, 2008

MENEMPATKAN SITUS DI ‘JALAN RAYA’ (1)

OLeh : Pitoyo Amrih
Seri Membangun Bisnis Dunia Maya (9)

Siapa yang tak suka masakan Padang? Saya yakin hampir semua orang pasti menikmati betul bila berkunjung ke rumah makan Padang. Terlepas dari telaahan yang mengatakan tingginya kolesterol yang terkandung, tapi bagaimanapun juga jenis makanan ini telah menjadi sebuah ikon tersendiri bagi masakan khas Indonesia. Begitu dikenal oleh orang manca, dan menjadi tuan rumah bagi bangsa kita. Di mana-mana, entah itu di Jawa, di Sunda, sampai ujung timur Indonesia, pasti tahu dan kenal apa itu masakan Padang.

Dahulu pernah ada sebuah guyonan mengenai rumah makan Padang. Di mana ada perempatan pastilah di sana berdiri rumah makan Padang! Maaf,.. saya bukan bermaksud mengolok-olok saudara-saudara kita yang kebetulan berasal dari Sumatra Barat, karena cerita ini sebenarnya mengandung konsep betapa saudara-saudara kita dari Padang ini tahu betul bagaimana melakukan sebuah usaha. Mereka sadar betul arti penting sebuah upaya marketing. Mereka mengerti benar tujuan dari sebuah brand-awareness. Dan bila kita renungi lebih dalam, penempatan usaha mereka di sebuah perempatan adalah sebuah upaya pencitraan yang 'memang begitulah' caranya.

Mari coba kita lihat apa yang penting bagi sebuah usaha di dunia nyata (brick and mortar). Saya coba utarakan disini, dari berbagai hal penting, yang pertama kali saya dahulukan adalah masalah lokasi usaha. Lokasi ini meliputi isu mengenai traffic, seberapa padat para costumer itu 'lewat' dari dan ke tempat usaha itu. Saya beri 'lewat' dengan tanda kutip dalam artian bahwa bila usaha itu berupa toko tentunya mudah kita bayangkan padatnya pengunjung yang lalu-lalang. Toko yang berada di sebuah mal yang sangat ramai pastilah memiliki traffic yang tinggi dibanding toko di sebuah pemukiman sepi. Jabaran lain juga bisa terjadi pada sebuah usaha manufaktur, di mana 'lewat' di sini bisa diartikan bukan secara fisik sang costumer itu datang dan pergi, tapi bagaimana pesanan itu datang dan pergi. Ditandai dengan seberapa sering dan sibuknya keluar masuk angkutan barang jadi dan bahan baku, pergi dan menuju pabrik itu. Dalam artian, traffic di sini bisa diartikan dengan kalimat sederhana: seberapa mudah tempat usaha itu bisa diakses.

Kemudian isu mengenai image. Saya yakin berhasil tidaknya positioning sebuah usaha bisa dilihat pada parameter bagaimana image produk yang ditawarkan tertanam di benak para konsumen. Anda boleh saja menawarkan sebuah produk fashion merek 'anu' misalnya. Ketika Anda membuka gerai di sebelah outlet Gucci di Sogo, tentu akan memberikan image berbeda pada produk Anda, tinimbang Anda menjual produk 'anu' yang sama di Tanah Abang.

Ada lagi isu mengenai kompetisi. Bila anda jualan HP di sebuah mal yang semua tokonya menjual HP, tanpa sebuah tawaran differensiasi yang jelas, tentunya Anda akan menghadapi kompetisi yang lebih keras. Tapi hal ini juga harus diimbangi dengan isu kenyamanan. Ekstrimnya, kalau kita buka outlet HP di sebuah mal fashion, mungkin kompetisinya lebih ringan, tapi jadi agak berisiko. Karena tingkat kenyamanan orang datang ke mal fashion tentunya berharap akan belanja fashion, bukan mencari toko HP. Walaupun bagi yang jeli tentunya hal ini tetap ada titik temunya. Misal pada pusat belanja apa pun, pasti para konsumennya butuh minum. Outlet penjual minuman yang bisa menempatkan diri secara tepat akan mempertemukan kompetisi dan kenyamanan secara pas.

Yang terakhir, adalah isu mengenai berapa besar (size). Sebuah pertimbangan yang tentunya juga tidak mudah. Tempat kecil investasi lebih kecil, tapi ketika hal itu tidak bisa lagi menampung produk dan costumer yang datang, mungkin ekspansinya menjadi terlalu mahal, tinimbang dulu ketika di awal berinvestasi sedikit lebih besar. Tapi investasi tempat yang besar juga bukan tanpa risiko. Tempat besar kalau tidak terisi penuh, dan sepi pengunjung juga jadi 'uang berhenti'.

Dan semua hal yang saya ceritakan di atas, bisa diterjemahkan oleh saudara-saudara kita dari Padang dengan sebuah analisis usaha mengenai lokasi ini dengan satu kata: perempatan!

Lalu bagaimana analogi lokasi ini bagi sebuah usaha di dunia maya? Mari kita coba kupas satu persatu padanannya. Traffic..! Bagi sebuah usaha nyata semua orang dengan mudah bisa membayangkan bagaimana menempatkan usaha pada sebuah traffic yang padat. Tinggal sewa toko di pinggir jalan raya misalnya. Pasang plakat besar besar di muka toko. Tapi bagaimana arti sebuah traffic di usaha dunia maya? Sungguh sebuah mekanisme traffic di dunia maya ini masih juga membuat saya tercengang-cengang. Artinya mungkin kurang lebih sama, berapa banyak sebuah situs dunia maya dikunjungi orang. Tapi ada yang menarik di sini. 'Dikunjungi' di sini bisa diartikan memang secara fisik ada orang mengklik langsung menuliskan alamat situs kita dari sebuah web-browser. Tapi juga bisa berarti bahwa klik yang dilakukan adalah dari link situs kita yang ada di situs lain.

Sehingga ada sebuah tantangan di sini, bagaimana situs kita terpampang di banyak situs lainnya, dan bila diklik langsung terhubung ke situs kita. Adalah termasuk bagaimana menciptakan traffic yang tinggi bagi 'toko' kita di dunia maya. Ada banyak cara. Tukar menukar link misalnya. Pasang iklan situs kita di situs lain yang menyediakan layanan iklan. Mendaftar pada search-engine.

Tidak hanya sampai di situ, setiap penyedia layanan search-engine, memiliki sebuah program yang secara berkala melakukan indexing terhadap situs dengan kata kunci tertentu. Ada yang menyebut dengan istilah robot, spider, dsb. Dia layaknya sesuatu yang meluncur melompat-lompat dari situs satu ke situ lainnya. Setiap masuk ke sebuah situs, semua link hidup yang ada di situ, dia masuki, dijelajahi, dan setiap ada link hidup di jelajahi lebih dalam lagi. Ada dua kemungkinan, lama kelamaan akan berhenti, dalam artian menemui halaman tanpa link, berhenti di situ. Atau kembali ke halaman semula. Semua itu dicatat, di-index, dan akan menentukan ranking sebuah halaman situs yang muncul bila sebuah kata kunci tadi di ketikkan pada search-engine tersebut.

Sehingga agak sedikit beda dengan usaha dunia nyata, pada situs dunia maya, upaya menempatkan usaha kita di 'jalan-raya' bisa kita lakukan dengan kita selalu rajin membuat link di mana-mana yang terhubung langsung ke situs kita. Tapi tunggu! Jangan terlalu sering! Karena bila terlalu sering, apa yang kita lakukan bisa dikategorikan sebagai 'gangguan' bagi situs lain. Dan gangguan ini bisa dideteksi, yang justru bisa menurunkan ranking situs kita tersebut pada sebuah search-engine, atau lebih parahnya bisa di-block, dan dianggap sebagai pengganggu. Disebut sebagai spam. Dan hal itulah yang menurut saya menarik. Mengelola traffic di dunia maya seperti membuat keseimbangan pada dua sisi. Analoginya mungkin kita boleh saja gembar-gembor agar orang lalu-lalang di situs kita, tapi kita harus bisa mengukur sehingga gembar-gembor kita tidak mengganggu orang lain yang tidak ingin digembar-gembori.

Sebuah inovasi yang menarik, yang lumayan hangat dan menjadi pro kontra adalah apa yang ditawarkan http://growurl.com. Mereka mengistilahkan dengan sebutan 'pembenihan' situs. Kita cukup menuliskan sekali saja tentang situs kita, dan link situs tersebut akan langsung terpasang di begitu banyak media iklan yang terhubung dengan Growurl.com. Saya sendiri tetap menghargai pencetus ide ini, karena bagaimana pun juga mereka memberi kemudahan bagi pemilik situs untuk mengiklankan situs mereka. Hanya saja tetap ada orang yang waspada yang menganggap apa yang ditawarkan Growurl.com sebagai pengganggu. Saya menganggap Growurl tak ubahnya seperti alat bantu untuk beriklan. Seperti media televisi di dunia nyata. Sangat membantu bagi pengiklan, tapi bila iklan itu setiap menit muncul tentu mengganggu. Dan ketika mengganggu tentu yang keliru bukan televisinya, tapi pada siapa 'sang pengiklan'.

Pada isu image, mungkin hampir sama dengan image pada brick and mortar. Saya ambil contoh misalnya ketika situs Anda terpasang di banner-nya Yahoo.com, tentu langsung memberi image. tentang seberapa besar skala usaha Anda.

Sedang pada isu kompetisi dan kenyamanan, saya pikir juga sama ketika kita berusaha mengambil titik tengah antara kepentingan differensiasi dan positioning pada ilmu marketing. Seperti situs webstore milik saya misalnya. Bagaimana saya berusaha membuat differensiasi dengan mengambil segmen keluarga. Menjual barang-barang kebutuhan keluarga, bagi yang sibuk, tak sempat belanja, beli hadiah ulang tahun anaknya. Tentunya Pitoyo Dotcom Webstore bisa jadi agak mengganggu bila saya memasang iklan di sebuah portal situs yang menjual alat-alat berat untuk industri misalnya.(bersambung)

0 komentar: